Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Mimpi! Aku Punya Mimpi!

Tiga bagian perihal mimpi. Eh, memangnya, kita pernah bermimpi, ya? Ibu, aku ingin menjadi dokter. Dengan senyum lebar-yang mungkin tidak akan pernah tampak lagi, terucap kalimat demikian sembari memerat mainan plastik berisi peralatan dokter itu. Mimpinya mengagumkan, menyilaukan, dan nyaris menyakitkan. Tahun-tahun berikutnya, bersama dengan mimpi yang muncul dalam satu kali ucap, Aku lupa cara untuk bermimpi. Ibu, aku ingin berhenti. Tampar pipi, gores sana sini, hari ini masih harus bernapas seperti kemarin. Terpantul di depan cermin wajah datar dengan kantung mata yang kentara. Jadi perempuan itu, harus kuat. Jadi perempuan itu, tidak boleh banyak menangis. Jadi perempuan itu, harus menurut sepenuhnya—karena ini yang terbaik, katanya. Bu, kenapa aku tidak jadi anjing saja? Ah, jadi perempuan, jadi manusia. Berdiri di sini berarti harus siap disalahkan. Dilarang berucap sekalipun kedua kaki perlahan hancur—isi otak rasanya hanya ingin melebur. Diam-diam berharap jika seisi kepala i...

Postingan Terbaru

Bertumbuh, Lantas Berlabuh

Dalam Secarik Rindu di Penghujung Tiga

cOlder

Tertuju pada satu figur yang menetap penuh arti.

Ditumpahkannya pada tanah tanpa wadah.